Dimulai tanggal 19 Oktober tahun 1987 kala itu Nenek Minah dengan cucu-cucunya, salah satunya yang bernama Junet, mereka akan pergi ke sanak saudara yang tinggal di Kampung Penjos, Serpong. Mereka pun akhirnya berangkat dari Stasiun Tanah Abang, kemudian naik kereta bernomor 220 jurusan Tanah Abang-Rangkas Bitung. Mendekati pukul tujuh pagi, tepatnya pukul 6:40 WIB kereta api yang mereka tumpangi kemudian tiba di Stasiun Kebayoran.
Seperti rutinitas biasanya, kereta kemudian akan berhenti beberapa menit untuk memberi waktu proses naik dan turun penumpang. Namun, karena suatu sebab, kala itu kereta berhenti agak lama. Nah, di sisi lain di tempat yang berbeda, yaitu di Stasiun Sudirmara, kereta api 225 baru saja tiba. Kereta kemudian melakukan aktivitas yang sama yaitu memuat penumpang yang akan pergi menuju stasiun selanjutnya. Nah, kereta 225 sendiri memiliki rute Rangkas Bitung-Jakarta.
Karena mereka menggunakan jalur yang sama maka sesuai prosedur, jalur akan mereka gunakan harus diatur oleh PPKA.
Kereta api 220 itu berangkat dan ada satu orang yang ternyata tertinggal. Para penumpang di kereta 220 itu dan orang yang tertinggal itu dikejutkan oleh petugas PPKA yang tiba-tiba mengejar kereta 220 yang mereka tumpangi.
Ketika petugas PPKA itu berhasil mengejar kereta dalam jarak kurang lebih 1 km untuk menghentikan kereta 220, dia mendapati bahwa alasan kenapa kereta itu diperbolehkan jalan adalah karena ada seseorang yang menyatakan bahwa kereta 220 itu sudah diperbolehkan melaju. Di sisi lain, kereta 225 itu juga mulai melaju dengan jalur yang sama.
Beberapa menit kemudian setelah kedua kereta meninggalkan stasiun, di persimpangan kereta api
terjadilah tabrakan antara kereta 220 dan 225. Tabrakan itu tidak bisa dihindari karena mereka hanya memiliki jarak sekitar 30 m. Setelah itu BRAKGUBRAK DUUAAARRRRR!!!! kereta 220 dan 250 itu pun bertabrakan hingga mengakibatkan 72 orang tewas dan 84 orang luka ringan.
Warga sekitar yang mendengar suara tabrakan dari kedua kereta tersebut segera melaporkan kejadian, hingga polisi, pemadam kebakaran, dan ambulans segera berdatangan ke lokasi kejadian.
Dan itulah Tragedi Bintaro I.